Parents Factor
Filed under by amii58 on 15.56
Pernah mengalami awkward moment dimana lo gak ditanya bahkan disapa oleh orang terdekat lo?
Ya, gue pernah.
Pertanyaan pertama yang terlintas pada saat awkward moment itu berlangsung adalah : "Apa salah gue?"Mau tanya ke orang lain gak mungkin, mau tanya ke oknum-nya langsung lebih gak mungkin lagi. Alhasil ya gue cuma bisa bengong dan mengernyitkan dahi sambil memutar otak, mencari apa kesalahan yang pernah gue lakuin tanpa gue sadari. Sempat terlintas juga bahwa keadaan ini diciptakan hanya untuk ngasih surprise ke gue. Lalu gue inget-inget lagi ya gak mungkin lah, ini bukan hari ulang tahun atau hari spesial buat gue. Sikap yang muncul pada diri gue saat awkward moment tersebut adalah manyun, cemberut, menekuk muka, dan apapun lah istilah yang menunjukkan ke-tidak-unyu-an. Sebenarnya sikap tersebut lebih kepada suatu kode. Ya, kode agar oknum ini tahu bahwa dia berhasil menciptakan situasi se-awkward ini.
Back to the topic.
Sebenarnya situasi "tidak disapa" atau "tidak ditanya" itu bisa disebabkan oleh beberapa hal. Dan mungkin kebanyakan hal yang gak kita sadari. Lalu bagaimana kita melewati situasi ini? Stop berpikir bahwa kita harus melewati tanpa menghadapi. Face it first then Let it flow! Oke, jadi bagaimana kita menghadapi situasi ini?
Pertama, jangan terhanyut dan terbuai oleh rumusan-rumusan tentang "Apa salah gue?" di dalam otak lo. Percaya, itu cuma bikin tensi lo naik! And yeah, bikin lo pusing sendiri. Berpikir tentang apa kesalahan kita itu perlu bahkan harus. Itu membuat kita instrospeksi terhadap diri kita sendiri. Yang dilarang itu terhanyut dan terbuai. Apalagi sampe harus nangis bombay berjam-jam. It's a big NO!
Kedua, jangan terhanyut dan terbuai dengan situasi. This is an awkward moment, so please don't make it MORE awkward. Misalnya, lo gak disapa dan ditanya, lalu karena lo kesal digituin seperti gue, maka lo akan ber-defense dengan memasang wajah terjelek lo alias cemberut. Itu hanya akan membuat suasana semakin panas sepanas wajan diatas kompor. Biasa aja, tenangkan diri lo, dan tekankan bahwa "Mereka adalah orang terdekat kita dan ini hanya sementara."
Ketiga, jangan pernah melontarkan pertanyaan "Salah gue apa ya?" kepada oknum. Kalo dipikir secara pendek mungkin ya inilah cara tercepat agar situasi cepat usai, padahal SALAH BESAR. Menurut gue oknum itu jangan diberi pertanyaan begitu, salah taktik namanya. Oknum seperti ini kan mengeluarkan taktik silent *dengan tidak menyapa dan tidak bertanya*, maka kita juga harus memberlakukan taktik itu sebaliknya.
Keempat, SABAR. Ini adalah kunci dari segala kunci. Tinggal tunggu waktu saja. Manusia gak mungkin berlama-lama mampu dengan tidak berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bukankah manusia perlu bersosialisasi? Nah, apalagi oknum adalah orang terdekat kita. Komunikasi udah pasti menjadi sebuah kebutuhan.
Itu lah kira-kira step-by-step yang menurut gue aman "dikonsumsi". Intinya sih jangan kemakan dengan situasi yang akhirnya membuat kita jadi galau sendiri. Enjoy it! Manusia itu gak selamanya senang dengan perilaku kita. Dan yang perlu diingat adalah, kalo oknum udah mereda kita harus lebih hati-hati dalam bersikap. Jangan sampai awkward moment ini terulang untuk ke-sekian kalinya.
Apa yang akan kamu lakukan setelah selesai semester ini? - menyusun skripsi
Apa yang akan kamu lakukan setelah menyusun skripsi? - wisuda
Apa yang akan kamu lakukan setelah wisuda? - bekerja
Apa yang akan kamu lakukan setelah bekerja? - bekerja lagi
Apa yang akan kamu lakukan setelah bekerja lagi? - menikah
Apa yang akan kamu lakukan setelah menikah? - mempunyai anak
Apa yang akan kamu lakukan setelah mempunyai anak? - hidup bahagia bersama keluarga utk esok, lusa dan seterusnya
Apa yang akan kamu lakukan besok, lusa, dan seterusnya? .....
Rencana hidup itu sangat klasik. Dan sebuah rencana akan berjalan lebih mudah apabila sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Halooo pemirsa, seperti biasa blog ini terbengkalai *lagi* karena urusan dunia nyata *sok sibuk*. Anyway, sebenarnya banyak sekali yang pengen saya ceritain, dimulai dari cerita yang ini dulu deh...
![]() |
Ini dia daftar anggota kelompok KKN ane! |
"Wow, KKN di Taraju ternyata. Jauh dong ya? Eh tapi keren euy nama Desanya, Kertaraharja, berasa nama ningrat gitu"Begitulah, pikirku...
"Yaaa, seenggaknya ada yang kenal lah 1 orang. Biar gak krik banget."Nama yang lainnya asing banget, gak ada satupun yang saya kenal.
"Gak apa-apa deh gak pada kenal juga, yang penting nantinya bisa satu hati."Batinku....
"Alhamdulillaaaah..! Nambah lagi nih temen!"Dari situ saya asik twitter-an sama Irpan, dan lama-lama Timeline saya penuh dengan obrolan-obrolan mengenai KKN *sayang gak sampai jadi trending topic*. Sempet ngiri juga pas baca salah satu twit temen saya yang katanya udah dapet sms dari temen sekelompok KKN-nya.
"Lah, kok saya belom dapet sms ya? Apa jangan-jangan orang lain pada gak buka website? Atau mungkin anak-anaknya pada cuek? Waduuuhh"Riweuh. Lebay. Emang -.-
"Teteh diem aja kali, gak usah gatel! Biarin aja dulu."Mama emang tau saya ini gimana :D
Sedih banget deh gak bisa pake blognya beswan Djarum, padahal kan lagi ada kompetisi tuh. Tapi yasudah lah ya tak usah menyalahkan situasi. Gak bisa login bukan berarti gak bisa ngungkapin bagaimana Euforia Jatuh Cinta saya ;)
Kalau untuk jatuh cinta, saya ini tipe orang yang gampang banget menaruh perasaan kepada orang lain. Gampang simpatik. Gampang terkesan. Ya gitu deh gampang-an. Waktu duduk di bangku SMP kelas 1 aja saya udah naksir sama cowok di kelas sebelah. Dan zaman SMP saat itu, tau sendiri lah ya, bisa dibilang zaman jahiliyah dimana selalu ada kebodohan demi kebodohan akibat puber fase I. Diantaranya :
Kemarin saya main ke tempat penyewaan DVD langgangan saya. Seperti biasa ketemu weekend selalu pingin nyewa kaset buat refreshing, apalagi selesai weekend langsung ketemu UTS. Pilih-pilih kaset di rak "New Release", gak ada yang menarik perhatian saya. Beralih ke rak yang lainnya dan mata saya langsung tertuju pada satu kaset, "Chloe".
Rame kok teh, gak ada hantu atau darah-darahnya. Cuma film nya emang sedikit harus mikir.Emangnya tampang saya oon gitu ya ampe ada penekanan kata di harus mikir -_-
Janji itu hakikatnya harus ditepati.
Minta maaf lah apabila janjinya tidak dipenuhi.
Dan bila berjanji lagi, janganlah mengingkari.
Perkuliahan di semester 6 sudah dimulai. Kali ini saya cuma ngambil 7 mata kuliah ditambah dengan KKN. Sudah hampir selesai lah ya, tinggal 1 tahun lagi kalau lancar, amin, mudah-mudahan :) Mata kuliah semester ini gak terlalu banyak, rumit dan ribet seperti semester kemarin kalau dilihat secara kasat mata *ya kali mata kuliah diterawang dulu*
Tugas mulai bermunculan. Diawali dengan tugas dari mata kuliah Internal Audit. Tugasnya bikin makalah dengan temanya Peranan Audit Internal dalam Menunjang Pengendalian Internal. Makalah dibuat per kelompok maksimal 4 orang.
Gampang lah. Googling juga pasti langsung ketemu.Ya. Pikiran saya agak songong dan terkesan menyepelekan.
Ya Alloh gimana ini tugas beberapa hari lagi tapi belum dimulai sedikit pun! *kalang-kabut* *mondar-mandir-gak-jelas*Malam harinya langsung lah saya riweuh bergelut dengan komputer dan koneksi internet yang sangat menguji adrenalin *koneksi lemot + tugas yg buru-buru = naik tornado 2 putaran*. Sekalinya koneksi meningkat, itu bahan yang dicari gak ada! Gak kena sama tema. Rasanya udah pengen banting aja ini mouse sama keyboard, tapi seketika tersadar kalau di sebelah ada sang mama yang udah merhatiin gelagat banting-membanting dari saya.
Kumaha ieu... Ah, besok pulang kuliah ke perpus ah sugan ada bukunya!Merasa sudah menemukan solusi, saya pun log out dari dunia Googling dan langsung masuk kamar untuk tarik selimut. *Aehhhhhhh...*
Tadi malem Indonesian Idol 2012 tayang gak biasanya, jam 10. Acara ini emang udah jadi favorit saya, selalu ditunggu-tunggu. Dan episode kali ini, memberi kesan tersendiri buat saya. Ada kontestan, Kakek-kakek usia 66 tahun *bayangin,66 tahun men!*. Awalnya saya ngira, ah paling mau lucu-lucuan. But it's not! Dia nyanyi keren banget bak penyanyi rock yang suaranya serak-serak seksi. Powerfull dan gak fals! I really enjoyed his voice. Namanya Opa Felix asal Menado. Dan selesai beliau nyanyi, Agnes sang juri bertanya,
Kenapa ikutan Indonesian Idol om?
Sebenernya saya kesini nganter cucu, but he's rejected. Saya bernyanyi untuk istri saya. Dia lagi stroke.Terus juri yang lainnya, Anang...
Oooh! Ada yang mau disampaikan buat istrinya om?
Baby, Darling.. This is for you, I love youDaaaaaaan kemudian saya terdiam. What a sweet, sweet, sweet things! Sebegitu cintanya beliau sama istrinya, dan demi istrinya beliau rela mengantri untuk tampil didepan juri. Itu DEMI ISTRINYA. Aaaww :').
I fail, but my heart always for you...Yes Opa, my heart is always for you too..... :')
Laaaaaanjut..!!
Hari yang dinantikan telah tiba. Seleksi tahap II penerimaan Djarum Beasiswa Plus dimulai hari Kamis, 29 September 2011. Aku pake kemeja item, jas almamater kampus, jeans, dan wedges krem favoritku. Im ready to go!
Sesampainya di Kantor Djarum, ternyata udah lumayan banyak orang menunggu. Padahal aku kira bakal kepagian, hehe. Ada sekitar 30 mahasiswa/i dari Kampusku, karena memang untuk Tasikmalaya baru Universitas Siliwangi-lah Kampus yang menerima Beasiswa Djarum. Mahasiswa yang lolos tahap I ada dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Ekonomi, setahuku. Beberapa orang ada yang aku kenal duluan, dan beberapa lainnya kenal barusan :p
Jam 08.00. Ya. Ngaret. Biasa. Kami dipindahkan ke ruangan yang sepertinya itu adalah ruang rapat. Kami duduk manis, siap nunggu instruksi. Sebelum tes dimulai, ada perkenalan dari pihak Djarum, menerangkan apa itu Djarum Beasiswa Plus (DBP). Sekitar 30 menit kemudian baru kami memulai Psikotes.
Soal psikotes lumayan susah sih. Ada beberapa soal yang aku lewat karena waktunya habis dan ada juga yang dilewat karena susah. Selesai soal psikotes, lanjut menggambar (loh?). Kami disuruh menggambar di selembar kertas. Dan asal kalian tau, aku paling gak bisa kalau udah disuruh gambar, ampun deh. Alhasil aku cuma gambar sebisanya yang mungkin gak sesuai dengan captionnya, ya sudahlah.
Selesai psikotes, kami yang berada di ruangan itu dibagi menjadi 2 kelompok untuk melakukan diskusi. Jadi kami dikasih kasus terus disuruh memecahkan kasus itu berdasarkan pendapat dari 15 orang. Sempet susah sih untuk sampai pada kata mufakat.
3 tes udah dilewatin. Kami pindah ruangan untuk MAKAN SIANG. Alhamdulillah :D
Box nasi udah siap aku bongkar. Nasi timbel, ayam goreng, sayur asem, sambal, asik langsung tancap ah! Dan kemudian....
Ada yang namanya Kharina Utami?
Iya, Saya. (sambil ngacungin tangan dan mulut penuh makanan)
Kesini dulu yuk.
Oh, iya Teh! (sibuk beresin box nasi, dan setengah gak rela menunda makan)
Mi, abis diapain?
(eeeet dah --") Ya gitu aja diwawancara biasa, kayak ngobrol kok. Santai aja ;)Gak enaknya jadi orang yang pertama di wawancara itu, mesti nungguin temen-temen yang lain selesai, baru bisa pulang. Tapi selama nungguin, aku ngobrol sama kakak-kakak Beswan 26 (sebutan untuk penerima Beasiswa Djarum, 26 adalah angkatan mereka). Mereka cerita tentang pengalaman seru selama menerima beasiswa, dan (lagi-lagi) aku ngiler, semakin besar harapan aku untuk bisa keterima.
Yang mau ikutan Beasiswa Djarum, ambil formulirnya di Himatansi. Kasih tau yg lain ya! :) - RifaniSelesai baca sms itu, langsung aku foward ke temen-temen yang lain.
Yaudah, iseng-iseng aja daftar. Kalo gak masuk ya gak apa-apa.Berbekal kata-kata dari Papa, besoknya aku langsung ke Organization Centre di Kampus buat minta formulir. Dibaca lembar demi lembar. Yap! Bismillah aja deh :D
Teteh gandeng ih! Lolos tahap awal? Berarti ada tes lagi kan? Belum keterima kan kalo gitu?*dan-kemudian-hening*
Muhun, tapi kan seneng Mah udah lolos tahap awal juga.
Iya Teh, Alhamdulillah, Mama juga ikut seneng.Gak henti-hentinya saya mengucap syukur sama Allah, bahagianyaaaaa.. Padahal awalnya kan aku pesimis banget gak bakalan lolos satu tahap pun. Tapi ternyata, Aaaaaa!! :D
Huaaa.. Udah lama banget ya ini blog gak ditengokin. Hampir 7 bulan yang lalu semenjak kegalauan melanda, akhirnya saya udah kembali pada kehidupan yang normal. Alhamdulillah :). Bangkit dari keterpurukan sebenarnya gak sulit, walaupun pada saat itu sempat bikin saya nyerah dan berkata "gak bisa" berulang kali.
Saya benar-benar bersyukur, pada saat itu saya memiliki orang-orang yang luar biasa. Yang gak pernah berhenti mensuport dan meyakinkan bahwa sikap saya yang meratapi keadaan, menangisi situasi itu USELESS!! *semangat kayak kampanye,haha*.
Wah, jadi flashback nih. Masih jelas banget di ingatan, kata-kata papa yang menunjukan kekhawatirannya terhadap saya, kurang lebih begini ya,
Papa cuma gak mau melihat anaknya terluka sedikitpun.Papa, seseorang yang saya kira cuek abeeeez, ternyata segitu sayangnya sama anaknya. Uuuuh Papa.. :')
Itulah ciri bahwa teteh udah mau dewasa. Kalo dibandingin sama masalahnya mama, masalah teteh cuma sebesar tai kuku.Ini proses. Alhamdulillah saya tak perlu berlama-lama terpuruk, yeayyy! *lagian ngapain mau lama-lama*.